
Perseteruan hukum antara dokter kecantikan Reza Gladys dan artis kontroversial Nikita Mirzani terus menarik perhatian publik. Meskipun tengah menghadapi gugatan wanprestasi dan pelaporan kriminal, Reza Gladys menunjukkan sikap tenang dan tidak gentar menghadapi sidang melawan Nikita Mirzani di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Kasus antara Nikita Mirzani dan Reza Gladys bermula dari laporan dugaan pemerasan dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang diajukan Reza Gladys terhadap Nikita dan asistennya, Mail Syahputra.
Reza mengklaim telah membayar uang sebesar Rp 4 miliar sebagai kompensasi agar Nikita menghapus konten ulasan negatif produk skincare Glafidsya. Laporan ini menyebabkan Nikita dan Mail resmi ditetapkan sebagai tersangka sejak 4 Maret 2025.
Mereka dikenakan beberapa pasal mulai dari Undang‑Undang ITE hingga KUHP, dengan ancaman hukuman hingga puluhan tahun penjara. Di sisi lain, Nikita Mirzani lalu mengajukan gugatan wanprestasi terhadap Reza senilai Rp 100 miliar yang diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada pertengahan Mei 2025.

Dalam persidangan pada bulan Juli 2025, telah terjadi ketegangan saat silang argumen antara Nikita dan Reza. Nikita membacakan eksepsi dan menyampaikan pesan menohok kepada Reza:
“Pesan buat RG semoga kamu puas karena, yang sudah‑sudah aku juga bisa menjarain orang yang laporin aku kok”. Namun Reza Gladys tetap tenang. Usai persidangan pada tanggal 24 Juli 2025, Reza menegaskan dirinya tidak terpancing emosi:
“Aku tidak terpancing sih,” ujarnya. Meski sempat terjadi cekcok verbal, ia menyatakan bahwa pertanyaan yang diajukan seolah memaksanya untuk mengakui hal-hal yang tidak pernah ia lakukan.
Sikap teguh dan profesional seperti ini menunjukkan bahwa Reza tidak merasa gentar menghadapi tekanan dan tuntutan yang berkembang dalam kasus tersebut. Sebelumnya pada sidang 24 Juni 2025, Nikita Mirzani menyampaikan eksepsi terhadap dakwaan yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum.
Baca Juga: Viral Kasus Parodi Hamil, Nathalie Holscher Minta Maaf Kepada Erika Carlina
Ia menyatakan dakwaan itu merupakan “halusinasi” dan menyebut kata-kata dalam dakwaan banyak yang dihilangkan atau diputarbalikkan. Ia meminta waktu sepekan untuk menyusun nota keberatan secara tertulis, yang kemudian disetujui oleh majelis hakim.
Lebih lanjut, Nikita juga telah memutuskan mencabut gugatan wanprestasi terhadap Reza Gladys yang sebelumnya diajukan sebagai bagian dari strategi hukum perdata. Kuasa hukumnya,
Fahmi Bachmid, menyampaikan bahwa pencabutan dilakukan karena ingin memfokuskan penanganan pada perkara pidana terlebih dahulu. Surat pencabutan telah diterima pengadilan dan dijadwalkan sidangnya tanggal 21 Juli 2025.
Pada tanggal 8 Juli 2025, majelis hakim juga menetapkan jadwal sidang mediasi perdata yang mewajibkan kehadiran langsung Nikita dan Reza sebagai pihak terkait sesuai Perma Nomor 1 Tahun 2016. Namun karena Nikita harus mengikuti sidang pidana terlebih dahulu, proses mediasi baru dimulai sore harinya dengan pengawalan dari rutan.
Sejauh ini, Reza Gladys menunjukkan konsistensi dalam gaya komunkasi dan pendekatannya di pengadilan. Ia tidak panik meski banyak sorotan media yang mengiringi persidangan. Bahkan ketika terlibat adu argumen, ia mampu tetap kalem dan tidak terpancing, seperti ia utarakan: “Aku tidak terpancing sih”.
Karakter ini menggambarkan seseorang yang mengandalkan fakta dan proses hukum daripada emosi atau retorika keras di media. Sidang perdana untuk perkara pidana berlangsung pada 24 Juni 2025, dimana Jaksa Penuntut Umum membacakan dakwaan atas dugaan pemerasan dan TPPU.
Nikita dan Mail hadir dengan rompi tahanan dan diborgol, menunjukkan keseriusan proses hukum yang dijalani. Dalam lanjutan sidang pada 1 Juli 2025, Nikita menyampaikan emosional eksepsinya dan menangis ketika membahas kerinduannya terhadap anak-anak.
Ia juga menegaskan komitmennya untuk tetap melawan secara hukum dan berjuang hingga keadilan ditemukan. Pertanyaan publik memang tertuju pada: siapa yang memiliki posisi lebih kuat dalam sengketa ini?
Dari sisi hukum pidana, Reza telah melaporkan kasusnya dan telah sanggup menghadapi tekanan dengan sikap tenang. Dari sisi perdata, Nikita mencabut gugatan besarnya karena ingin fokus pada upaya pembelaan perkara pidana.
Situasi ini menempatkan Reza dalam posisi yang relatif percaya diri menjalani proses: meski diadu secara verbal, ia tetap fokus kepada fakta dan peranannya sebagai pelapor. Sebaliknya, Nikita terlihat lebih emosional dan memilih fokus ke perkara pidana yang menyangkut nasib hukum langsung.
Kasus antara Reza Gladys dan Nikita Mirzani masih berjalan dengan dinamika yang kompleks: konflik antara perdata dan pidana, gugatan dan pencabutan, serta argumen tajam di ruang sidang yang mendapat sorotan publik. vipqiuqiu99
Namun satu hal yang jelas terlihat: Reza Gladys tidak takut menghadapi Nikita di pengadilan. Sikap tenang, profesional, dan fokus pada proses hukum menjadi kekuatan utama yang ia pegang.
Publik pun menunggu kelanjutan sidang, termasuk mediasi perdata serta perkembangan pembuktian di persidangan pidana. Siapapun yang pada akhirnya keluar sebagai pemenang hukum, kasus ini menjadi pelajaran penting bagaimana hukum dijalankan dan bagaimana figur publik menghadapi tekanan publik dan hukum secara terbuka.