
Pemerintah bersama Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) resmi mempercepat pembangunan Tol Lintas Kota Surabaya sebagai salah satu proyek strategis nasional. Langkah ini diambil untuk menjawab keluhan masyarakat mengenai kemacetan yang kerap terjadi di beberapa titik utama kota, terutama pada jam sibuk. Kehadiran tol lintas kota ini diharapkan menjadi solusi konkret dalam mengurai kepadatan lalu lintas dan meningkatkan mobilitas warga Surabaya.
Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya memiliki tingkat mobilitas yang sangat tinggi. Data Dinas Perhubungan Surabaya mencatat, volume kendaraan di jalan utama seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Mayjen Sungkono, dan Jalan Darmo meningkat hingga 15% setiap tahunnya.
Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi yang pesat, ruas jalan yang ada tidak lagi mampu menampung arus lalu lintas. Akibatnya, kemacetan panjang tak terhindarkan, terutama di jalur penghubung antarwilayah kota.
“Surabaya adalah pusat ekonomi Jawa Timur. Jika tidak ada terobosan, maka kemacetan bisa semakin parah dalam lima tahun ke depan,” ungkap Kepala Dishub Surabaya, Heri Prasetyo.

Proyek tol ini dirancang sepanjang 34 kilometer, membentang dari wilayah Rungkut di timur kota hingga Benowo di barat. Jalur ini akan terhubung langsung dengan tol Surabaya–Mojokerto (Sumo) dan tol Surabaya–Gempol, sehingga mempercepat pergerakan barang maupun orang antarwilayah.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa percepatan pembangunan tol ini menjadi prioritas.
“Tol lintas kota Surabaya akan menjadi tulang punggung mobilitas di kawasan metropolitan Gerbangkertosusila. Kami targetkan sebagian ruas sudah bisa digunakan pada akhir 2026,” ujarnya.
Baca Juga: Rute Angkot Lintas Kota Bandung Diperluas, Warga Beri Sambutan Positif
Pembangunan tol ini diprediksi membawa manfaat besar, bukan hanya untuk mengurai kemacetan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Tol lintas kota akan mempercepat distribusi logistik dari Pelabuhan Tanjung Perak ke kawasan industri di Sidoarjo dan Gresik.
Ekonom Universitas Airlangga, Suharno Widodo, menilai tol ini akan berdampak signifikan.
“Dengan adanya tol lintas kota, biaya logistik bisa ditekan hingga 20%. Selain itu, masyarakat akan lebih efisien dalam waktu tempuh, sehingga produktivitas meningkat,” jelasnya.
Selain faktor ekonomi, pembangunan tol ini juga diyakini mampu mengurangi tingkat polusi udara akibat berkurangnya kendaraan yang terjebak macet di jalan arteri.
BPJT memastikan tol ini akan dilengkapi teknologi modern, mulai dari sistem pembayaran tol nirsentuh (multi lane free flow/MLFF) hingga kamera cerdas untuk memantau lalu lintas secara real-time.
Direktur Utama PT Jasa Marga Surabaya, Andi Kusuma, menyebut bahwa pihaknya juga akan menyiapkan jalur khusus untuk kendaraan listrik dengan fasilitas charging station di dua rest area utama.
“Tol lintas kota Surabaya akan menjadi salah satu tol paling modern di Indonesia. Kami ingin menghadirkan kenyamanan, keamanan, sekaligus mendukung program transisi energi ramah lingkungan,” ungkapnya.
Masyarakat Surabaya menyambut baik percepatan pembangunan tol ini. Banyak warga yang selama ini terjebak macet berharap tol lintas kota segera terealisasi.
“Kalau sudah jadi, ke kantor dari Rungkut ke Tanjung Perak mungkin cuma 20 menit. Sekarang bisa hampir satu jam lebih,” kata Rizky Ananda, karyawan swasta yang tiap hari melewati jalur tersebut.
Namun, sebagian warga juga berharap pemerintah memperhatikan aspek lingkungan, seperti penghijauan di sekitar tol dan penataan drainase agar tidak menimbulkan banjir.
Meski mendapat dukungan luas, pembangunan tol ini juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah pembebasan lahan di beberapa titik padat permukiman. Proses ini diprediksi memakan waktu karena harus melibatkan ribuan warga terdampak.
Pemerintah berjanji akan memberikan ganti rugi sesuai nilai wajar. “Kami memastikan hak-hak masyarakat terdampak akan dilindungi. Komunikasi intensif dengan warga terus dilakukan,” ujar Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.
Dengan percepatan pembangunan ini, warga Surabaya optimistis masa depan transportasi di kota pahlawan akan lebih baik. Tol lintas kota diharapkan tidak hanya mengurai kemacetan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup warga melalui akses yang lebih cepat, nyaman, dan efisien.
“Surabaya harus menjadi kota modern dengan transportasi yang terintegrasi. Tol lintas kota ini adalah salah satu langkah penting ke arah itu,” pungkas Heri Prasetyo. qiuqiu99
Pembangunan Tol Lintas Kota Surabaya yang dipercepat menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani persoalan mobilitas di kota besar. Dengan manfaat besar di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan, proyek ini diharapkan menjadi solusi nyata mengatasi kemacetan kronis Surabaya sekaligus mendorong daya saing kota di tingkat nasional maupun internasional.
Kini, masyarakat tinggal menunggu janji percepatan ini benar-benar terealisasi, sehingga Surabaya semakin siap melangkah sebagai kota modern yang ramah mobilitas.