Legenda tinju Filipina, Manny Pacquiao, harus menerima kenyataan pahit setelah gagal merebut gelar juara dunia kelas welter WBC dalam laga sengit melawan petinju muda Amerika Serikat, Mario Barrios, yang digelar di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, pada Sabtu malam waktu setempat.

Dalam pertarungan yang berlangsung selama 12 ronde penuh, Pacquiao kalah angka mutlak dari Barrios. Tiga juri pertandingan masing-masing memberikan skor 117-111, 116-112, dan 115-113 untuk kemenangan Barrios. Kekalahan ini sekaligus menutup harapan Pacquiao untuk kembali menjadi juara dunia di usianya yang sudah menginjak 46 tahun.

Laga antara Manny Pacquiao dan Mario Barrios bukan hanya soal sabuk juara, tetapi juga tentang legacy. Pacquiao, yang sudah pensiun pada 2021 namun kembali ke ring demi satu gelar terakhir, bertekad membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang. Sementara itu, Barrios ingin mencatatkan namanya sebagai salah satu petinju elite dunia dengan mengalahkan legenda hidup tinju.

Sejak ronde pertama, Barrios tampil agresif dengan jangkauan pukulan yang lebih panjang dan kecepatan kaki yang mengesankan. Sementara Pacquiao, meski sudah tidak secepat dulu, tetap memperlihatkan semangat juang dan pengalaman bertarung yang luar biasa.

Ronde demi ronde berlangsung ketat. Pacquiao sesekali berhasil mendaratkan hook kiri andalannya, namun Barrios lebih dominan dalam mengontrol jarak dan menjaga ritme. Dalam ronde ke-9, Pacquiao sempat goyah setelah menerima kombinasi uppercut dan jab dari Barrios, namun berhasil bertahan hingga akhir ronde.

Manny Pacquiao Gagal Rebut Gelar Juara

Dalam konferensi pers usai pertandingan, Pacquiao mengaku kecewa dengan hasil yang didapat, namun tetap menghormati lawannya. “Saya sudah memberikan segalanya di atas ring malam ini. Saya menghormati Barrios, dia petarung muda yang kuat dan cerdas. Ini mungkin akhir dari perjalanan saya di ring tinju,” ujar Pacquiao dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, Barrios memuji sosok Pacquiao sebagai legenda dan sumber inspirasi baginya. “Saya tumbuh besar menyaksikan Pacquiao bertarung. Bisa bertemu dia di atas ring dan keluar sebagai pemenang adalah kehormatan besar. Terima kasih Manny, Anda tetap juara di hati kami semua,” kata Barrios.

Kekalahan Pacquiao langsung menjadi sorotan dunia. Banyak pengamat tinju menyebutkan bahwa meskipun kalah, performa Pacquiao tetap layak diacungi jempol mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi.

“Untuk pria berusia 46 tahun melawan petinju yang sedang di puncak performa seperti Barrios, ini adalah pencapaian luar biasa. Dia bertarung dengan hati,” ujar analis tinju ESPN, Max Kellerman.

Mantan rival Pacquiao, Floyd Mayweather Jr., juga memberikan komentarnya melalui media sosial. “Respect untuk Manny. Tidak semua orang bisa kembali ke ring dan bersaing di level tertinggi seperti dia,” tulis Mayweather.

Dengan kekalahan ini, banyak pihak menduga bahwa Pacquiao akan benar-benar mengakhiri karier tinjunya. Sebelumnya, ia sudah pernah pensiun setelah kalah dari Yordenis Ugas pada 2021, namun kembali lagi ke ring karena dorongan pribadi dan permintaan penggemar.

Selama kariernya, Manny Pacquiao mencatat rekor 62 kemenangan (39 KO), 9 kekalahan, dan 2 seri, menjadikannya satu-satunya petinju dalam sejarah yang meraih gelar juara dunia di delapan kelas berat berbeda. Namanya tidak hanya dikenal di ring, tetapi juga dalam dunia politik, hiburan, dan filantropi.

Jika ini benar-benar menjadi laga terakhirnya, maka Pacquiao menutup karier dengan penuh hormat sebagai salah satu petinju terbaik sepanjang masa.

Bagi Mario Barrios, kemenangan ini merupakan pencapaian tertinggi dalam kariernya sejauh ini. Petinju berusia 30 tahun asal Texas itu sebelumnya telah mencatat beberapa kemenangan penting, namun baru kali ini berhasil mengalahkan nama besar seperti Pacquiao.

Dengan gelar WBC kelas welter kini di tangannya, Barrios diprediksi akan menghadapi nama-nama besar lain seperti Terence Crawford, Errol Spence Jr., atau Jaron Ennis dalam waktu dekat. “Saya tahu tantangan ke depan tidak akan mudah. Tapi malam ini saya membuktikan bahwa saya layak berada di sini,” ujar Barrios.

Meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, jutaan pendukung Pacquiao di Filipina tetap memberikan dukungan penuh kepada idolanya. Di berbagai tempat seperti Manila, Cebu, dan Davao, para penggemar menyaksikan pertandingan lewat nonton bareng dan menyanyikan lagu-lagu penyemangat meski hasil akhir tidak memihak.

“Sakit, tapi kami bangga. Manny selalu jadi pahlawan kami, di ring maupun di luar ring,” ujar Ricardo, penggemar berat Pacquiao yang menonton dari kawasan Quezon City. Pemerintah Filipina juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pacquiao atas semua kontribusinya untuk negara, baik sebagai atlet maupun tokoh masyarakat. qiuqiu99

Pertarungan antara Manny Pacquiao dan Mario Barrios di Las Vegas bukan sekadar perebutan gelar juara dunia, tetapi juga menjadi momen emosional bagi jutaan orang yang menyaksikannya. Meski harus menelan kekalahan, Manny Pacquiao tetap meninggalkan jejak sebagai legenda sejati di dunia tinju.

Sementara itu, Mario Barrios kini menapaki panggung yang lebih besar, membawa semangat dan nama barunya sebagai juara dunia kelas welter yang sah. Apakah ini benar-benar akhir dari perjalanan Pacquiao di dunia tinju? Waktu yang akan menjawabnya. Namun satu hal yang pasti, warisan dan semangatnya akan terus hidup dalam sejarah olahraga.