Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia telah berhasil menyelesaikan uji coba krusial rudal jelajah bertenaga nuklir terbarunya, yang dikenal sebagai 9M730 Burevestnik (dijuluki SSC-X-9 Skyfall oleh NATO).
Putin memuji senjata baru tersebut sebagai “unik” dengan jangkauan yang diklaim “hampir tak terbatas”, dan telah menginstruksikan persiapan infrastruktur untuk pengerahan senjata tersebut ke angkatan bersenjata Rusia.
Dalam pertemuan dengan petinggi militer, termasuk Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov, Presiden Vladimir Putin menerima laporan langsung mengenai keberhasilan uji coba rudal yang dilakukan beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada 21 Oktober 2025.

Menurut Jenderal Gerasimov, dalam uji coba tersebut, rudal Burevestnik mampu terbang menggunakan tenaga nuklir dan menempuh jarak sekitar 14.000 kilometer serta berada di udara selama hampir 15 jam.
Ia menegaskan bahwa jangkauan rudal tersebut pada dasarnya tidak terbatas, yang membuatnya mampu mengatasi semua sistem pertahanan anti-rudal yang ada saat ini dan di masa depan.
Baca Juga: Iran Eksekusi Mati Mata-mata Elit Mossad Israel
“Ini adalah senjata unik yang tidak dimiliki siapa pun di dunia,” ujar Putin, menekankan bahwa “modernitas kekuatan penangkal nuklir kami berada pada level tertinggi, bahkan lebih tinggi dari negara lain.”
Rudal Burevestnik, yang dalam bahasa Rusia berarti “Burung Laut Badai”, pertama kali diumumkan oleh Putin pada tahun 2018. Rudal ini dirancang untuk terbang rendah dan didukung oleh reaktor nuklir kecil, yang secara teori memungkinkannya memiliki daya tahan terbang yang jauh lebih lama dan jangkauan yang hampir tidak terbatas dibandingkan rudal jelajah konvensional.
Keunggulan ini, ditambah dengan jalur penerbangan yang tidak dapat diprediksi, diklaim Moskow membuatnya “tak terkalahkan” oleh sistem pertahanan rudal.
Keberhasilan uji coba ini menjadi pengumuman penting di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat terkait konflik di Ukraina. Pengumuman tersebut juga datang hanya beberapa hari setelah Rusia melakukan latihan kekuatan nuklir strategis yang melibatkan uji coba rudal balistik antarbenua.
Presiden Vladimir Putin menginstruksikan kepada Jenderal Gerasimov untuk segera menentukan klasifikasi senjata tersebut dan mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan agar Burevestnik dapat segera diintegrasikan ke dalam arsenal militer Rusia.
Meskipun Rusia mengklaim keberhasilan, proyek Burevestnik telah lama menjadi subjek keraguan di kalangan pakar Barat. Kekhawatiran muncul mengenai potensi bahaya lingkungan yang ditimbulkan oleh mesin bertenaga nuklir dan laporan kegagalan dalam uji coba sebelumnya, termasuk insiden ledakan pada tahun 2019 yang merenggut nyawa sejumlah insinyur nuklir. qiuqiu99 apk
Namun, dengan klaim suksesnya “uji coba krusial” ini, Moskow mengirimkan pesan jelas tentang kemajuan kekuatan militernya dan sikapnya yang tidak akan tunduk pada tekanan Barat. Saat ini, Rusia dan Amerika Serikat menguasai sekitar 87% persenjataan nuklir global, dengan Rusia memiliki sekitar 5.459 hulu ledak nuklir.







