
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali mengambil langkah strategis dalam upaya meningkatkan kualitas layanan transportasi publik. Melalui Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, perluasan rute transportasi Lintas Kota Jakarta secara resmi diluncurkan pada awal Agustus 2025. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas warga antarwilayah di Jabodetabek dan menekan penggunaan kendaraan pribadi.
Perluasan ini melibatkan berbagai moda transportasi, mulai dari TransJakarta, LRT, MRT, hingga integrasi dengan KRL Commuter Line. Sejumlah rute baru diresmikan, menghubungkan wilayah yang selama ini belum terjangkau secara langsung, seperti Jakarta Timur ke Depok melalui koridor khusus TransJakarta, serta rute baru LRT yang kini melayani Cibubur hingga Tanah Abang tanpa transit.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dalam pidato peresmiannya menyampaikan bahwa perluasan ini merupakan bagian dari misi besar Jakarta menuju kota berkelanjutan. “Kami ingin memfasilitasi perpindahan warga dari kendaraan pribadi ke transportasi publik yang lebih efisien, murah, dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Langkah ini mendapat respons positif dari warga yang selama ini mengandalkan kendaraan pribadi untuk bekerja atau beraktivitas Lintas Kota Jakarta. Salah satu pengguna TransJakarta, Rudi (34), warga Bekasi yang bekerja di Kuningan, menyatakan bahwa rute baru yang menghubungkan Bekasi Barat ke Halte Dukuh Atas sangat membantunya memangkas waktu perjalanan. “Biasanya saya harus naik ojek online dulu ke stasiun, terus lanjut KRL dan MRT. Sekarang bisa langsung naik bus cepat dengan tarif yang terjangkau,” ungkapnya.

Keunggulan dari program perluasan ini terletak pada integrasi antarmoda yang semakin mulus. Pemerintah bekerja sama dengan PT MRT Jakarta, PT LRT Jakarta, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), dan TransJakarta untuk memastikan sinkronisasi jadwal serta sistem pembayaran.
Kini, cukup dengan satu kartu JakLingko atau aplikasi transportasi digital seperti JAKI, pengguna dapat berpindah moda dari TransJakarta ke LRT atau MRT tanpa repot membeli tiket ulang. Hal ini turut mendorong peningkatan jumlah penumpang harian di semua moda transportasi.
Menurut data Dinas Perhubungan, setelah seminggu rute diperluas, jumlah pengguna transportasi publik meningkat sebesar 18% dibandingkan bulan sebelumnya. TransJakarta mencatat lonjakan penumpang terbanyak, terutama pada rute-rute baru seperti Tanah Abang–Depok Timur dan Cakung–Ciledug.
Dampak dari perluasan ini tidak hanya dirasakan pada sektor transportasi, tetapi juga pada sektor ekonomi masyarakat. Mobilitas yang meningkat mendorong aktivitas ekonomi lintas wilayah, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang kini lebih mudah menjangkau pasar baru.
“Dulu saya hanya buka lapak di sekitar Cempaka Putih karena akses ke luar kota sulit. Sekarang saya bisa buka di Depok juga karena rutenya lebih gampang,” ujar Fatimah (42), pedagang makanan ringan yang kini memanfaatkan TransJakarta untuk mengangkut barang dagangan.
Selain itu, kemudahan mobilitas ini juga berdampak pada pemerataan pembangunan. Kawasan penyangga Jakarta seperti Tangerang Selatan, Bekasi, dan Bogor kini tidak lagi terisolasi dari pusat aktivitas ibukota. Akses yang lebih baik membuat wilayah-wilayah tersebut semakin menarik bagi investor dan pengembang properti.
Meski menuai banyak apresiasi, perluasan rute ini tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah kepadatan di titik transit tertentu, seperti Halte Harmoni dan Stasiun Manggarai, yang menjadi simpul utama perpindahan moda. Banyak pengguna mengeluhkan antrean panjang, terutama pada jam sibuk.
Dishub mengakui adanya lonjakan penumpang dan berjanji akan menambah armada serta melakukan pengaturan ulang waktu keberangkatan agar distribusi penumpang lebih merata. Evaluasi berkala juga dilakukan untuk mengetahui efektivitas rute baru dan menyesuaikan kebutuhan di lapangan.
“Setiap minggu kami melakukan pemantauan dan survei pengguna. Jika ada rute yang kurang optimal, kami siap lakukan penyesuaian,” jelas Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Perluasan rute transportasi Lintas Kota Jakarta ini menjadi bukti nyata komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas hidup warganya. Dengan transportasi publik yang semakin terjangkau, cepat, dan nyaman, diharapkan masyarakat akan semakin meninggalkan ketergantungan terhadap kendaraan pribadi.
Tak hanya mengurangi kemacetan, langkah ini juga berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon, sejalan dengan target Jakarta menjadi kota rendah emisi pada tahun 2030.
Ke depan, pemerintah merencanakan pengembangan rute hingga kawasan industri dan kampus-kampus besar seperti di Cikarang, Karawang, dan Universitas Indonesia di Depok. Hal ini akan semakin memperkuat konektivitas antarwilayah dan meningkatkan daya saing Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi dan budaya di Indonesia. vipqiuqiu99
Perluasan rute transportasi Lintas Kota Jakarta bukan sekadar proyek pembangunan infrastruktur, melainkan bagian dari transformasi besar dalam pola mobilitas perkotaan. Dengan pendekatan yang menyeluruh, partisipatif, dan berkelanjutan, Jakarta semakin mendekati visinya sebagai kota yang cerdas, ramah lingkungan, dan manusiawi.