
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, kembali menunjukkan dominasinya di musim MotoGP 2025 dengan memimpin klasemen sementara setelah balapan seri ke-10. Meski memiliki selisih poin yang cukup aman dari pesaing terdekatnya, Marquez memilih untuk menerapkan strategi main aman demi menjaga peluang meraih gelar juara dunia kesembilannya di kelas utama.
Setelah finis di posisi kedua pada seri terakhir di Sirkuit Brno, Republik Ceko, Marquez kini mengoleksi 212 poin, unggul 34 poin dari pebalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, yang berada di posisi kedua. Jorge Martin (Pramac Racing) menempati posisi ketiga dengan selisih 41 poin.
Keunggulan ini membuat Marquez berada di jalur yang tepat untuk kembali merebut gelar juara dunia setelah terakhir kali menjadi juara pada 2019. Cedera panjang dan masa sulit bersama Honda sempat membuat kariernya diragukan, namun musim ini ia bangkit dengan performa konsisten.
Marc Marquez mengaku bahwa keunggulan poin yang dimiliki membuatnya lebih berhati-hati dalam mengambil risiko. Alih-alih selalu memaksakan diri untuk menang di setiap seri, ia kini fokus mengamankan poin penting.

“Saya belajar dari musim-musim sebelumnya, terkadang terlalu memaksakan diri justru membuat saya kehilangan banyak poin. Sekarang saya akan fokus pada konsistensi dan menghindari kecelakaan,” ujar Marquez usai balapan Brno.
Strategi ini terlihat dari gaya balapnya yang sedikit berbeda. Marquez lebih sering mengontrol kecepatan di lap-lap akhir dan memilih tidak memaksakan manuver berbahaya, terutama saat bersaing dengan pebalap yang memiliki kecepatan lebih tinggi di trek lurus.
Keputusan main aman juga didukung oleh peningkatan performa motor Honda RC213V musim ini. Setelah bertahun-tahun kesulitan bersaing dengan Ducati dan Yamaha, tim Repsol Honda melakukan pembaruan besar pada mesin dan aerodinamika.
Baca Juga: Marc Marquez Siap Kejar Rekor Valentino Rossi di MotoGP
Manajer tim Repsol Honda, Alberto Puig, mengatakan bahwa motor tahun ini lebih stabil dan sesuai dengan gaya balap Marquez. “Kami akhirnya memberikan motor yang bisa membuat Marc nyaman sepanjang balapan. Ini membuat strategi main aman bisa berjalan efektif tanpa kehilangan banyak posisi,” kata Puig.
Meski memimpin, Marquez sadar bahwa persaingan di MotoGP sangat ketat. Bagnaia dan Martin dikenal memiliki kemampuan luar biasa di paruh kedua musim, sementara Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) mulai menunjukkan kebangkitan setelah awal musim yang sulit.
Dengan sisa 10 seri, peluang perubahan klasemen masih terbuka lebar. Satu kesalahan besar bisa membuat selisih poin terpangkas drastis.
Balapan berikutnya akan digelar di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, yang dikenal menguntungkan Ducati berkat trek lurusnya yang panjang. Marquez mengaku tidak terlalu menargetkan kemenangan di sana, melainkan fokus pada finis di lima besar untuk mempertahankan jarak poin.
“Austria adalah sirkuit yang sulit untuk kami, tapi bukan berarti kami menyerah. Target saya tetap mengumpulkan poin maksimal,” jelas Marquez.
Selain faktor teknis, pengalaman Marquez menjadi modal besar dalam menjalankan strategi main aman. Ia sudah terbiasa menghadapi tekanan di puncak klasemen, sehingga mampu menjaga fokus meski diburu lawan-lawan tangguh.
Psikolog olahraga MotoGP, Dr. Laura Sanchez, menilai keputusan Marquez tepat mengingat risiko cedera di MotoGP sangat tinggi. “Menang di setiap balapan memang ideal, tapi secara mental dan fisik itu melelahkan. Dengan main aman, ia meminimalkan risiko tanpa kehilangan peluang juara,” ujarnya.
Banyak pengamat meyakini Marquez memiliki peluang besar meraih gelar juara dunia ke-9 jika mampu mempertahankan konsistensi. Faktor penentu kemungkinan ada pada balapan-balapan Eropa yang menjadi kekuatan Marquez, seperti di Misano, Aragon, dan Valencia.
Meski begitu, rival-rivalnya tentu tidak akan tinggal diam. Ducati dan Pramac diprediksi akan melakukan pembaruan teknis untuk mempersempit jarak di klasemen.
Dengan memimpin klasemen dan memilih strategi main aman, Marc Marquez menunjukkan kedewasaan dalam balapan. Ia tidak lagi hanya mengandalkan agresivitas, tetapi juga perhitungan matang untuk memastikan gelar juara dunia kembali ke tangannya. qiuqiu99
Musim MotoGP 2025 masih panjang, dan persaingan di puncak klasemen dipastikan akan semakin panas. Semua mata kini tertuju pada apakah strategi hati-hati Marquez akan sukses mengantarnya menjadi raja MotoGP sekali lagi.