
Musibah tenggelamnya kapal motor penumpang KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali menyisakan duka mendalam. Hingga hari Minggu pagi, tim SAR gabungan telah menemukan 7 korban tewas, sementara pencarian terhadap penumpang lainnya masih terus dilakukan.
Kapal tersebut tenggelam pada Sabtu malam (5/7) saat dalam pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kapal dilaporkan mulai miring dan akhirnya tenggelam sekitar pukul 19.45 WIB, diduga akibat cuaca buruk dan kelebihan muatan.
Kepala Basarnas Bali, I Made Arya, mengatakan bahwa total penumpang yang tercatat dalam manifes adalah 78 orang, termasuk awak kapal. “Sampai pagi ini, kami telah mengevakuasi 7 jenazah dan 52 penumpang selamat. Sisanya masih dalam pencarian,” ujarnya kepada wartawan.

Tim SAR dibantu oleh TNI AL, Polairud, dan nelayan setempat masih melakukan pencarian di sekitar lokasi tenggelamnya kapal dengan menggunakan kapal cepat, penyelam, dan drone udara.
Salah satu penumpang selamat, Dedi Santoso (34), menceritakan detik-detik kapal mulai oleng. “Air mulai masuk dari bagian belakang kapal, terus mesin mati. Semua orang panik. Kami disuruh pakai pelampung dan lompat ke laut,” katanya.
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, I Dewa Hendri Gunawan, menyampaikan bahwa pencarian ini berfokus pada para korban yang belum ditemukan.
Tim SAR menyisir area selatan dan timur perairan Gilimanuk dengan radius pencarian dari wilayah Kecamatan Melaya hingga perairan Pebuahan, Jembrana.
Sementara itu, Kementerian Perhubungan menyatakan akan melakukan investigasi menyeluruh terkait penyebab kecelakaan. Jika ditemukan kelalaian dari pihak operator kapal, tindakan hukum akan diambil. “Kami sudah menurunkan tim investigasi. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang tidak boleh terulang,” kata Dirjen Perhubungan Laut, Antonius Siahaan.
Pemerintah daerah Banyuwangi dan Jembrana juga telah membuka posko darurat untuk keluarga korban dan memberikan pendampingan psikologis bagi para penyintas.
KMP Tunu Pratama Jaya merupakan kapal feri pengangkut penumpang dan kendaraan yang biasa melayani rute harian Ketapang–Gilimanuk. Tragedi ini menjadi salah satu insiden laut terburuk di Selat Bali dalam beberapa tahun terakhir. vipqiuqiu99
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan memperhatikan cuaca sebelum melakukan perjalanan laut, terutama saat musim angin kencang seperti sekarang.