Kemacetan Jalur Lintas Kota Jakarta Alami Peningkatan Signifikan

Jakarta, sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan, kembali menghadapi momok lama yang kian memburuk: kemacetan lalu Lintas Kota Jakarta. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, terjadi peningkatan signifikan pada indeks kemacetan di berbagai jalur lintas kota dan arteri utama sepanjang kuartal ketiga tahun 2025.

Peningkatan kemacetan ini tidak hanya dirasakan pada jam-jam sibuk (peak hours) di pagi dan sore hari, tetapi juga mulai meluas ke luar jam-jam tersebut, menandakan adanya masalah struktural yang perlu penanganan segera.

Lintas Kota Jakarta

Sejumlah indikator menunjukkan bahwa kondisi lalu lintas di ibu kota kini lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya.

  • Indeks Waktu Tempuh (Travel Time Index): Indeks waktu tempuh rata-rata dilaporkan meningkat sebesar 12% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini berarti, perjalanan yang biasanya memakan waktu satu jam, kini membutuhkan waktu tambahan sekitar tujuh hingga delapan menit. Peningkatan ini sangat terasa pada ruas-ruas vital seperti Jalan Gatot Subroto, Jalan Sudirman-Thamrin, dan ruas tol dalam kota.
  • Kecepatan Rata-Rata Menurun: Kecepatan rata-rata kendaraan di jalan arteri Jakarta pada jam sibuk turun hingga di bawah 20 km/jam. Pada titik terparah, kecepatan bahkan hanya mencapai 10 km/jam, terutama di persimpangan yang tidak memiliki underpass atau flyover.
  • Volume Kendaraan Bertambah: Peningkatan signifikan terjadi pada volume kendaraan pribadi. Pelonggaran penuh aktivitas perkantoran dan sekolah pasca-pandemi menjadi pemicu utama. Tercatat ada penambahan registrasi kendaraan bermotor baru yang signifikan, melebihi kapasitas jalan yang tersedia.

Baca Juga: Pembangunan Tol Lintas Kota Surabaya Dipercepat, Solusi Atasi Kemacetan

Beberapa faktor diklaim menjadi kontributor utama lonjakan kemacetan ini:

  • Proyek Pembangunan Infrastruktur: Meskipun bertujuan jangka panjang, proyek-proyek pembangunan infrastruktur transportasi publik, seperti fase lanjutan MRT dan LRT, serta pembangunan jalan layang, menyita lajur jalan dan mempersempit ruang gerak kendaraan.
  • Minimnya Penggunaan Transportasi Publik: Walaupun infrastruktur transportasi publik terus diperbaiki, tingkat perpindahan dari kendaraan pribadi ke transportasi umum (MRT, TransJakarta, KRL) masih belum mencapai target optimal. Banyak warga masih memilih kenyamanan dan privasi kendaraan pribadi.
  • Disiplin Berlalu Lintas: Masalah klasik seperti parkir liar di bahu jalan, pelanggaran lalu lintas kota Jakarta di jalur busway, dan bottleneck di gerbang tol masih menjadi penghambat aliran lalu lintas.
  • Keterbatasan Penegakan Ganjil-Genap: Sistem Ganjil-Genap yang saat ini diterapkan dinilai kurang efektif karena hanya mencakup sebagian kecil ruas jalan dan jam operasional.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyatakan tengah mengkaji sejumlah solusi jangka pendek, termasuk:

  • Perluasan Ganjil-Genap: Mengkaji perluasan area dan waktu penerapan sistem Ganjil-Genap ke sejumlah ruas jalan arteri yang baru.
  • Optimalisasi Rekayasa Lalu Lintas: Penerapan rekayasa lalu lintas kota Jakarta sementara di titik-titik rawan kemacetan akibat pembangunan proyek. qiuqiu99
  • Peningkatan Angkutan Publik: Menambah frekuensi dan memperbaiki integrasi antara berbagai moda transportasi publik untuk menarik lebih banyak pengguna kendaraan pribadi.

Peningkatan kemacetan ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah kota untuk segera menemukan solusi yang berkelanjutan, tidak hanya dari sisi infrastruktur tetapi juga dari sisi kebijakan dan budaya berlalu lintas masyarakat.

Related Posts

Pembangunan Tol Lintas Kota Surabaya Dipercepat, Solusi Atasi Kemacetan

Pemerintah bersama Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) resmi mempercepat pembangunan Tol Lintas Kota Surabaya sebagai salah satu proyek strategis nasional. Langkah ini diambil untuk menjawab keluhan masyarakat mengenai kemacetan yang…

Rute Angkot Lintas Kota Bandung Diperluas, Warga Beri Sambutan Positif

Pemerintah Kota Bandung resmi mengumumkan perluasan rute angkot (angkutan kota) lintas wilayah untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat. Kebijakan ini disambut dengan antusias oleh warga, terutama mereka yang mengandalkan transportasi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *