
Aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, yang digelar pada Senin (25/8) dan Kamis (28/8), berujung ricuh dan memakan korban jiwa. Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan (27) dilaporkan tewas setelah terlindas mobil taktis milik Brimob ketika terjadi bentrokan antara aparat keamanan dan massa aksi.
Kejadian tragis ini sontak memicu gelombang kemarahan dan duka, baik dari rekan-rekan sesama driver ojol, keluarga korban, maupun masyarakat luas yang menilai aparat bertindak represif dalam mengamankan jalannya aksi.
Menurut saksi mata di lapangan, bentrokan pecah sekitar pukul 15.30 WIB ketika massa yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa dan kelompok pekerja mencoba menerobos barikade polisi untuk mendekati kompleks DPR. Aparat kepolisian dan Brimob merespons dengan gas air mata serta water cannon.
Di tengah situasi kacau tersebut, sebuah mobil taktis Brimob jenis Barracuda melaju untuk memecah kerumunan. Namun, diduga kehilangan kendali saat menghindari lemparan batu, mobil tersebut menabrak beberapa pengendara motor yang berada di sisi jalan.
Affan Kurniawan, yang diketahui sedang ikut mengantar logistik bagi peserta aksi, tak sempat menghindar hingga akhirnya terlindas dan meninggal di tempat. Beberapa orang lain mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.

Affan Kurniawan dikenal sebagai driver ojol yang sehari-hari mangkal di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara dan menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal dua tahun lalu.
Kabar kematiannya membawa duka mendalam bagi keluarga. Sang ibu, Nurhayati (52), menangis histeris saat jenazah Affan tiba di rumah duka. “Anak saya kerja siang malam buat bantu keluarga. Kenapa harus mati dengan cara seperti ini? Tolong ada keadilan,” ujar Nurhayati dengan suara bergetar.
Berita duka ini langsung menyebar cepat melalui grup WhatsApp komunitas ojol. Ratusan driver ojek online dari berbagai daerah mendatangi rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir.
Baca Juga: Bentrokan Warnai Demo DPR 25 Agustus 2025
Sejumlah pengemudi bahkan menggelar konvoi dan aksi solidaritas di sekitar lokasi kejadian, menuntut agar pihak kepolisian bertanggung jawab. Koordinator komunitas driver ojol, Ahmad Rifai, menyatakan pihaknya mengecam keras tindakan aparat yang dianggap berlebihan.
“Kami menuntut kasus ini diusut tuntas. Affan hanya driver ojol yang kebetulan berada di lokasi, bukan provokator. Nyawanya melayang karena kelalaian aparat,” tegas Rifai.
Kepolisian melalui Kadiv Humas Polri, Irjen Trunoyudo Wisnu Andiko, membenarkan adanya korban jiwa dalam insiden bentrokan tersebut. Namun, ia menyebut kejadian itu masih dalam penyelidikan.
“Kami menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya saudara Affan Kurniawan. Saat ini tim Propam Polri telah diturunkan untuk mengusut kejadian tersebut, termasuk memeriksa pengemudi kendaraan taktis,” ujar Trunoyudo dalam konferensi pers.
Polri berjanji akan memberikan santunan kepada keluarga korban serta memastikan proses hukum berjalan transparan.
Insiden ini menjadi sorotan luas di media nasional maupun internasional. Tagar #KeadilanUntukAffan dan #StopRepresif menjadi trending di media sosial X (Twitter) dan Instagram. Banyak warganet membagikan foto-foto terakhir Affan bersama motornya dengan seragam hijau khas ojol.
Lembaga bantuan hukum dan aktivis HAM mengecam keras tindakan aparat. Direktur KontraS, Fatia Maulidiyanti, menyebut peristiwa ini mencerminkan pola represif aparat terhadap masyarakat sipil.
“Kejadian ini harus diusut tuntas. Jangan sampai lagi-lagi korban hanya dianggap sebagai ‘collateral damage’. Negara wajib bertanggung jawab,” tegas Fatia.
Beberapa anggota DPR dari oposisi juga angkat bicara, mendesak pemerintah dan Kapolri untuk segera melakukan investigasi independen. Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto meminta semua pihak menahan diri.
“Pemerintah berkomitmen agar peristiwa ini tidak menimbulkan eskalasi. Proses hukum tetap berjalan. Aparat yang terbukti lalai akan diberikan sanksi tegas,” kata Hadi.
Kasus Affan Kurniawan menambah daftar panjang kerentanan yang dialami para pekerja informal seperti driver ojol. Selain menghadapi risiko di jalanan setiap hari, mereka juga kerap menjadi korban situasi politik dan sosial yang berada di luar kendali mereka.
Banyak driver ojol yang ikut dalam aksi demonstrasi bukan sebagai peserta utama, melainkan untuk mencari nafkah dengan mengantar makanan atau logistik. Hal ini membuat mereka rawan terjebak dalam situasi bentrokan. qiuqiu99
Meninggalnya Affan Kurniawan menjadi pengingat tragis bahwa keamanan dalam penyampaian aspirasi di ruang publik masih menyisakan banyak persoalan. Peristiwa ini bukan hanya soal bentrokan antara massa dan aparat, tetapi juga menyangkut nyawa warga sipil yang seharusnya dilindungi negara.
Kini, publik menunggu komitmen nyata aparat penegak hukum untuk mengusut kasus ini secara transparan. Bagi keluarga, komunitas ojol, dan masyarakat luas, keadilan bagi Affan Kurniawan adalah harga mati.