Keraton Yogyakarta, sebagai pusat kebudayaan dan pemerintahan monarki, tidak hanya menyimpan catatan sejarah dan arsitektur megah, tetapi juga misteri yang tak terpisahkan dari kepercayaan spiritual Jawa. Di antara ratusan koleksi benda kuno, terdapat tiga pusaka utama yang dipercaya memiliki kekuatan gaib sebagai ‘penolak bala’ atau penangkal bencana, yang terus dijaga secara turun-temurun oleh keluarga kerajaan.
Ketiga pusaka ini dianggap sebagai manifestasi perlindungan gaib yang menjaga keselamatan Sultan, kerabat, dan seluruh rakyat Yogyakarta dari berbagai ancaman, baik yang bersifat fisik maupun spiritual. Berikut adalah ulasan mengenai tiga pusaka penolak bala yang paling disakralkan di Keraton Yogyakarta.

1.Kyai Ageng Plered: Simbol Kewibawaan dan Keagungan
Pusaka pertama yang terkenal adalah Kyai Ageng Plered, sebuah tombak (tombak) yang memiliki sejarah panjang sejak era Kerajaan Mataram.
- Asal-usul Mistis: Kyai Ageng Plered dipercaya bukan sekadar senjata biasa. Dalam legenda, pusaka ini memiliki ‘penunggu’ atau entitas spiritual yang memberikan kekuatan tak kasat mata. Tombak ini sering dikaitkan dengan karisma dan kewibawaan Raja.
- Kekuatan Spiritual: Diyakini mampu menolak bala berupa fitnah, pengkhianatan, dan ancaman dari dalam istana. Kehadirannya melambangkan keteguhan kekuasaan Raja. Pusaka ini biasanya dikeluarkan pada upacara-upacara adat penting untuk memperkuat aura Keraton.
Baca Juga: Rumah Kentang Dharmawangsa: Legenda Paling Misterius di Bandung
2.Kangjeng Kyai Naga Siluman: Pusaka Penjaga Keseimbangan Alam
Nama pusaka ini sudah menggambarkan karakternya. Kangjeng Kyai Naga Siluman adalah keris dengan luk (lekukan) khas yang diyakini memiliki daya magis luar biasa, terutama dalam menjaga keseimbangan alam dan lingkungan Keraton Yogyakarta.
- Wujud dan Filosofi: Sesuai namanya, pusaka ini sering dihubungkan dengan figur naga, simbol kekuatan bumi dan air dalam kepercayaan Jawa. Naga juga melambangkan kekuatan yang mampu menaklukkan gangguan dari dunia lain.
- Fungsi Penolak Bala: Pusaka ini dipercaya dapat menangkal bencana alam seperti banjir, gunung meletus (mengingat Yogyakarta berada di dekat Gunung Merapi), dan wabah penyakit. Pembersihan atau penjamasan keris ini pada bulan Suro (Muharram) menjadi ritual penting untuk ‘mengisi ulang’ kekuatan spiritualnya.
3.Kangjeng Kyai Guntur Geni: Penangkal Energi Negatif
Pusaka ketiga yang menyimpan misteri adalah Kangjeng Kyai Guntur Geni. Pusaka ini, yang wujudnya bisa berupa keris atau senjata tajam lainnya, memiliki energi yang dipercaya paling panas dan kuat untuk menetralisir aura jahat.
- Makna Nama: ‘Guntur’ (petir) dan ‘Geni’ (api) mencerminkan kekuatan yang cepat, membakar, dan menghancurkan. Energi ini diyakini bekerja instan untuk memusnahkan niat jahat.
- Peran dalam Proteksi: Pusaka ini spesifik berfungsi sebagai penangkal ilmu hitam, sihir, dan berbagai energi negatif yang dikirimkan kepada Keraton atau keluarga Sultan. Ditempatkan di lokasi strategis di dalam kompleks Keraton, pusaka ini menciptakan perisai gaib yang tak terlihat.
Menurut K.R.T. [Nama Tokoh/Abdi Dalem jika ada], salah seorang Abdi Dalem Keraton, kekuatan pusaka-pusaka ini dijaga melalui ritual penjamasan (pencucian) yang dilakukan setahun sekali pada bulan Suro.
“Penjamasan bukan hanya membersihkan fisik pusaka, tetapi juga ‘mengisi’ kembali energinya melalui doa dan laku spiritual. Ini adalah tugas kami untuk memastikan pusaka-pusaka ini tetap berfungsi sebagai pagar gaib bagi Ngayogyakarta Hadiningrat,” ujarnya. qiuqiu99 login
Meskipun zaman terus berubah dan modernisasi tak terhindarkan, tradisi dan kepercayaan terhadap kekuatan pusaka penolak bala ini tetap hidup kuat. Bagi masyarakat Yogyakarta, pusaka-pusaka tersebut bukan sekadar warisan, tetapi juga bagian integral dari identitas dan perlindungan spiritual mereka.







