
Microsoft resmi meluncurkan Windows 12, sistem operasi terbaru yang disebut sebagai lompatan besar dari generasi sebelumnya. Dalam acara peluncuran global yang digelar secara hybrid, CEO Microsoft Satya Nadella menegaskan bahwa integrasi kecerdasan buatan (AI) menjadi fokus utama Windows 12, menjadikannya sistem operasi paling pintar yang pernah dibuat perusahaan.
Jika Windows 11 dikenal dengan desain modern dan optimalisasi produktivitas, Windows 12 datang dengan gebrakan yang lebih radikal. AI tidak hanya hadir sebagai fitur tambahan, melainkan menjadi inti dari pengalaman pengguna.
Microsoft menghadirkan asisten virtual baru bernama Copilot+, pengembangan dari Copilot yang sebelumnya diperkenalkan di Windows 11. Copilot+ kini bisa bekerja lebih dalam di seluruh sistem operasi:
- Membantu pengguna menulis dokumen, presentasi, dan email dengan gaya bahasa natural.
- Menganalisis data secara real-time, baik di Excel maupun aplikasi pihak ketiga.
- Memberikan saran personalisasi, misalnya pengaturan kinerja PC sesuai kebiasaan pengguna.
- Menghadirkan kemampuan text-to-image dan text-to-video bawaan tanpa perlu aplikasi tambahan.
“Windows 12 adalah sistem operasi pertama yang benar-benar memanfaatkan AI untuk mendukung produktivitas manusia. Kami ingin komputer menjadi asisten pribadi yang selalu memahami kebutuhan penggunanya,” ujar Nadella.

Windows 12 hadir dengan tampilan antarmuka baru yang lebih minimalis dan futuristik. Taskbar kini dapat diatur secara dinamis sesuai konteks, sementara Start Menu dilengkapi AI-powered search, yang mampu memberikan hasil pencarian lebih relevan, bahkan berdasarkan aktivitas pengguna sebelumnya.
Mode multitasking juga ditingkatkan dengan fitur Smart Snap, di mana sistem otomatis mengatur tata letak jendela sesuai pola kerja pengguna. Tema gelap dan transparansi pun ditingkatkan, memberikan pengalaman visual yang lebih elegan.
Microsoft menjadikan keamanan sebagai salah satu fokus utama. Windows 12 hadir dengan sistem keamanan AI Defender yang mampu mendeteksi ancaman siber lebih cepat dengan analisis prediktif.
Baca Juga: Lenovo Rilis Laptop Transparan Pertama di Dunia pada Ajang CES 2025
Fitur ini mampu mengidentifikasi perilaku mencurigakan sebelum malware menyebar. Bagi pengguna korporasi, AI Defender terintegrasi langsung dengan Microsoft Sentinel untuk memberikan perlindungan menyeluruh terhadap serangan ransomware dan ancaman siber canggih lainnya.
Selain AI, Windows 12 membawa peningkatan performa signifikan. Dengan memanfaatkan teknologi komputasi berbasis chip AI (NPU – Neural Processing Unit), Windows 12 menjanjikan efisiensi energi lebih baik, terutama pada laptop.
Microsoft bekerja sama dengan produsen chip seperti Intel, AMD, dan Qualcomm untuk memastikan perangkat generasi baru mampu menjalankan fitur AI secara maksimal. Bahkan, perangkat keras yang mendukung NPU akan mendapatkan label khusus “AI PC Ready”.
Meski membawa banyak fitur baru, Windows 12 tetap menjaga kompatibilitas dengan aplikasi lama. Pengguna bisa menjalankan aplikasi Windows klasik tanpa hambatan, sekaligus menikmati aplikasi modern berbasis AI.
Integrasi dengan layanan Microsoft 365 juga semakin dalam, memungkinkan sinkronisasi lintas perangkat yang lebih mulus, termasuk dengan ponsel Android dan iPhone. Selain itu, Windows Store kini menampilkan aplikasi AI pihak ketiga yang bisa langsung diunduh.
Peluncuran Windows 12 langsung mendapat sambutan hangat. Banyak kalangan menilai bahwa kehadiran AI sebagai inti sistem operasi akan mengubah cara orang berinteraksi dengan komputer.
Pengamat teknologi dari Gartner, Elena Marquez, menyebut Windows 12 sebagai “penanda era baru” dalam industri perangkat lunak.
“Microsoft tidak lagi melihat komputer hanya sebagai alat kerja, melainkan mitra cerdas. Dengan AI di level sistem operasi, produktivitas manusia bisa melonjak, tapi tantangan etika dan privasi juga harus diperhatikan,” jelasnya.
Meskipun menawarkan kemudahan, sebagian pihak menyoroti isu privasi. Windows 12 yang mengandalkan AI tentu membutuhkan akses data pengguna lebih banyak. Microsoft menegaskan bahwa mereka menerapkan kebijakan “Privacy by Design”, di mana data pengguna diproses secara lokal melalui NPU dan hanya dikirim ke cloud jika mendapat izin eksplisit.
“Kami ingin pengguna merasa aman. Data mereka tetap milik mereka, bukan milik Microsoft,” tegas Nadella.
Microsoft mengumumkan bahwa Windows 12 akan mulai tersedia secara global pada Oktober 2025. Sistem operasi ini akan diberikan gratis bagi pengguna Windows 11 yang perangkatnya memenuhi syarat, sementara lisensi baru dibanderol mulai $139 untuk edisi Home dan $199 untuk edisi Pro.
Beberapa laptop baru dari Lenovo, Dell, HP, hingga ASUS juga akan langsung dibekali Windows 12 sejak peluncuran. qiuqiu99
Dengan hadirnya Windows 12, Microsoft menandai era baru sistem operasi berbasis kecerdasan buatan. Dari Copilot+ yang makin cerdas, desain futuristik, hingga sistem keamanan prediktif, Windows 12 dirancang bukan hanya untuk bekerja, tetapi juga untuk mendampingi pengguna sebagai asisten digital pribadi.
Namun, tantangan besar juga menanti: menjaga privasi, memastikan transparansi, dan menghadapi persaingan ketat dari Apple serta Google. Satu hal yang pasti, Windows 12 siap membawa pengalaman komputasi ke level yang lebih manusiawi dan personal.