
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali membuat gebrakan dalam sektor transportasi publik dengan meluncurkan bus lintas kota bertenaga listrik. Kehadiran armada baru ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara sekaligus mendukung target pemerintah menuju Jakarta bebas emisi karbon pada 2050.
Bus listrik tersebut mulai beroperasi pada sejumlah jalur lintas kota yang menghubungkan pusat Jakarta dengan wilayah penyangga, seperti Bekasi, Depok, Tangerang, hingga Bogor. Dengan rute yang padat penumpang, diharapkan kendaraan ini mampu menjadi pilihan utama masyarakat untuk bepergian sehari-hari.
Peluncuran bus listrik lintas kota ini menjadi bagian dari program Jakarta Green Mobility, sebuah inisiatif besar yang digagas Pemprov DKI bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Proyek ini juga melibatkan sejumlah perusahaan swasta, termasuk produsen otomotif dalam negeri yang kini mulai memproduksi kendaraan ramah lingkungan.
“Transportasi publik adalah kunci dalam mengurangi emisi karbon di Jakarta. Dengan hadirnya bus listrik lintas kota, kami ingin memberikan solusi mobilitas yang tidak hanya nyaman, tetapi juga ramah lingkungan,” ujar Penjabat Gubernur DKI Jakarta dalam konferensi pers peresmian armada baru tersebut.

Bus lintas kota bertenaga listrik ini dilengkapi berbagai fitur modern yang dirancang untuk memberikan kenyamanan penumpang, antara lain:
- Baterai berkapasitas besar dengan daya jelajah hingga 300 km dalam sekali pengisian penuh.
- Sistem fast charging, memungkinkan baterai terisi hingga 80% hanya dalam waktu 45 menit.
- Interior modern dengan kursi ergonomis, pendingin ruangan (AC) hemat energi, serta layar informasi digital.
- Fasilitas ramah disabilitas, seperti ruang kursi roda dan pintu otomatis dengan akses rendah.
- Koneksi WiFi gratis untuk mendukung produktivitas penumpang selama perjalanan.
Selain itu, bus ini diklaim mampu menghemat biaya operasional hingga 40% dibandingkan dengan bus berbahan bakar fosil, karena lebih efisien dan minim perawatan.
Baca Juga: Transportasi Lintas Kota Surabaya Diandalkan Pemudik di Musim Liburan
Masyarakat menyambut positif peluncuran bus listrik ini. Banyak penumpang yang merasa lebih nyaman karena kendaraan tidak bising dan bebas dari asap knalpot.
“Saya biasa naik bus lintas kota setiap hari ke kantor di Jakarta. Dengan bus listrik, perjalanan jadi lebih tenang, udara di sekitar terminal juga tidak bau asap,” ujar Rina, seorang pekerja asal Bekasi.
Pengguna lain menilai bahwa kehadiran bus listrik ini sejalan dengan tren global transportasi ramah lingkungan. “Negara lain sudah lebih dulu mengadopsi bus listrik. Senang akhirnya Jakarta juga mulai serius ke arah sana,” kata Fahmi, mahasiswa yang rutin bepergian dari Depok ke Jakarta.
Meski banyak mendapat apresiasi, program bus listrik lintas kota tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur pengisian daya (charging station). Saat ini, hanya terdapat sekitar 25 titik stasiun pengisian daya cepat di wilayah Jabodetabek, jumlah yang dinilai masih minim untuk mendukung operasional penuh ratusan armada bus.
Selain itu, harga pengadaan bus listrik masih relatif mahal dibandingkan bus berbahan bakar diesel. Namun, pemerintah menegaskan bahwa investasi ini adalah langkah jangka panjang demi masa depan Jakarta yang lebih bersih.
“Kami sedang berkoordinasi dengan PLN dan investor swasta untuk memperbanyak charging station di titik strategis, seperti terminal bus, rest area, dan pusat perbelanjaan,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Hadirnya bus listrik lintas kota diperkirakan akan mengurangi emisi karbon di Jakarta hingga 50 ribu ton per tahun jika seluruh armada beroperasi maksimal. Hal ini menjadi kontribusi signifikan dalam menghadapi masalah polusi udara yang selama ini menghantui ibu kota.
Dari sisi ekonomi, pengoperasian bus listrik juga membuka lapangan kerja baru, mulai dari teknisi kendaraan listrik, operator charging station, hingga sektor pendukung industri baterai.
“Ekosistem kendaraan listrik bisa jadi peluang besar bagi Indonesia. Jakarta sebagai kota megapolitan bisa menjadi contoh untuk daerah lain,” ujar seorang pengamat transportasi dari Universitas Indonesia.
Pemprov DKI Jakarta menargetkan 50% armada bus lintas kota sudah menggunakan tenaga listrik pada tahun 2030. Selain itu, uji coba integrasi bus listrik dengan moda transportasi lain seperti KRL, MRT, dan LRT juga sedang dilakukan untuk menciptakan sistem transportasi terpadu.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan menyatakan dukungannya terhadap program ini. Bahkan, rencana subsidi harga tiket sedang dikaji agar masyarakat semakin tertarik menggunakan bus listrik dibandingkan kendaraan pribadi. qiuqiu99
Kehadiran bus lintas kota bertenaga listrik di Jakarta merupakan langkah nyata menuju transformasi transportasi hijau di Indonesia. Selain menjadi solusi mobilitas perkotaan, inovasi ini juga sekaligus menjawab tantangan lingkungan yang kian mendesak.
Jika program ini berhasil diperluas dan didukung infrastruktur yang memadai, bukan tidak mungkin Jakarta akan menjadi salah satu kota di Asia Tenggara dengan sistem transportasi publik ramah lingkungan terbaik.