
Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik semakin populer di Indonesia. Selain ramah lingkungan dan hemat bahan bakar, kendaraan listrik juga dianggap sebagai solusi masa depan di tengah krisis iklim. Namun, muncul pertanyaan di kalangan masyarakat: apakah mobil listrik aman untuk dikendarai saat banjir?
Pertanyaan ini penting, terutama bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bekasi, atau Semarang, yang kerap dilanda banjir saat musim hujan. Beberapa kejadian menunjukkan bahwa memaksa mobil listrik menerobos genangan air bisa berujung pada kerusakan serius bahkan kerugian finansial yang besar.
Komponen utama yang membuat mobil listrik berbeda dari mobil berbahan bakar konvensional adalah baterai listrik bertegangan tinggi. Baterai ini biasanya dipasang di bagian bawah mobil, yang berarti lebih rentan terkena air saat kendaraan melewati genangan banjir.
Jika air masuk ke dalam sistem baterai, dapat terjadi korsleting listrik, kerusakan modul baterai, bahkan dalam kasus ekstrem bisa menyebabkan mobil terbakar atau meledak. Meski produsen mobil listrik modern sudah melindungi baterai dengan sistem kedap air, tidak berarti mobil benar-benar aman dari risiko ini.

Salah satu dampak paling nyata dari memaksa mobil menerobos banjir adalah biaya perbaikan yang sangat tinggi. Jika baterai rusak, biaya penggantian bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, tergantung pada merek dan kapasitas baterainya.
Selain baterai, komponen penting lainnya seperti inverter, motor listrik, dan sistem kontrol elektronik juga bisa rusak jika terkena air. Semua komponen tersebut sangat sensitif terhadap kelembaban dan tidak mudah diperbaiki seperti mesin mobil biasa.
Banyak pemilik mobil listrik tidak menyadari bahwa kerusakan akibat banjir tidak otomatis ditanggung asuransi. Umumnya, polis asuransi standar hanya mencakup kecelakaan atau kerusakan mekanis, bukan bencana alam seperti banjir.
Untuk mendapatkan perlindungan penuh terhadap risiko banjir, pemilik kendaraan harus menambah perluasan jaminan asuransi khusus. Bahkan dengan perluasan tersebut, klaim bisa ditolak jika pihak asuransi menilai kerusakan terjadi karena kelalaian, seperti sengaja menerobos banjir.
Selain kerugian finansial, keselamatan penumpang juga menjadi taruhan saat mobil listrik menerobos banjir. Meskipun kendaraan mati total akibat korsleting, masih ada potensi kejutan listrik (electric shock) jika sistem tegangan tinggi tidak otomatis terputus.
Mobil listrik umumnya memang dilengkapi fitur keselamatan seperti sistem pemutus arus otomatis (cut-off system) saat terdeteksi banjir. Namun, jika terjadi kegagalan sistem atau modifikasi ilegal pada kendaraan, potensi kecelakaan tetap ada. vipqiuqiu99
Para ahli otomotif dan produsen mobil menyarankan agar mobil listrik tidak dipaksakan melewati banjir, terutama jika tinggi air melebihi setengah roda atau sudah menyentuh bagian bawah bodi kendaraan. Lebih baik menunda perjalanan atau mencari jalur alternatif yang aman.
Beberapa produsen mobil bahkan menyarankan untuk segera mematikan mesin dan cabut koneksi daya jika mobil listrik terjebak di genangan air. Setelah itu, segera hubungi layanan darurat atau bengkel resmi.
Mobil listrik memang menawarkan banyak keuntungan, tapi juga memiliki keterbatasan yang perlu dipahami, terutama dalam menghadapi kondisi ekstrem seperti banjir. Dengan mengenali risikonya dan bertindak bijak, pemilik mobil listrik bisa menghindari kerusakan besar dan tetap menjaga keselamatan berkendara.
Jangan biarkan keinginan untuk cepat sampai membuat Anda nekat melintasi genangan. Lebih baik kehilangan waktu beberapa jam daripada harus kehilangan kendaraan atau mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk perbaikan.